TUGAS
Gizi Dan Kesehatan AUD
OLEH :
ANNISA MUHARRAMAH
NIM : 1200835
JURUSAN PG_PAUD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
Keselamatan Anak dan Lingkungan
A.
Anak dan lingkungan
Lingkungan
sekolah adalah sekolah beserta segala isinya serta halaman maupun
sekelilingnya. Kondisi seorang anak TK memiliki beberapa kelemahan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Seorang anak TK masih belajar mengenal
berbagai benda yang ada, bentuk maupun fungsinya.seorang anak TK belum
mengalami masalah dengan sesuatu benda yang ada di lingkungannya, karena selama
ini dijaga oleh orang tuanya agar tidak sampai terkena sesuatu yang berbahaya
atau dilindungi. Sehingga ada kemungkinan ia tidak tahu bahwa ada bahaya di
lingkungannya atau ia akan amat takut dengan beberapa hal karena selalu diberi
peringatan.
B.
Penyebab anak usia TK mengalami
kecelakaan
Anak
usia TK adalah manusia yang sedang mengalami proses pertumbuhan, baik fisik
maupun sosial yang amat awal dalam kehidupan seorang manusia. Hal-hal yang
menyebabkan anak TK mengalami kecelakaan yaitu :
a.
Belum bisa memperkirakan atau membedakan
tingkat ketinggian dan kerendahan yang benar.
b.
Suka memasukkan benda ke dalam mulut
c.
Belum mengenali atau membedakan benda
atau bahan yang berbahaya dan yang tidak berbahaya.
d.
Banyak bergarak, berlari, dan melompat
e.
Keseimbangan tubuh belum sempurna
f.
Suka meniru perbuatan orang lain
g.
Rasa ingin tahu dan suka memegang suatu
benda yang terjangkau
Ketujuh
penyebab kecelakaan tersebut adalah beberapa diantara berbagai penyebab yang
dapat disebabkan anak kurang berhati-hati maupun kelalaian orang dewasa yang
berada disana dan bertanggung jawab akan lingkungan anak.
C.
Kecelakaan yang mungkin terjadi pada
anak di dalam maupun di luar kelas
a.
Terjatuh
1)
Keadaan yang sering menyebabkan anak
jatuh
Contohnya:
-
Adanya benda yang terdapat dilantai,
perabotan yang menonjol bagian bawah, lantai yang tidak rata permukaannya yang
dapat menyebabkan anak tersandung.
-
Lantai yang licin karena basah,
berminyak, berlumut atau benda licin seperti kulit buah, dapat menyebabkan anak
terpeleset atau tergelincir
-
Permainan antar anak seperti mendorong,
menabrak, menarik dapat menyebabkan anak kehilangan keseimbangan dan jatuh.
-
Posisi tempat berada anak seperti tempat
tinggi, lereng yang curam yang menyababkan jatuh.
-
Keadaan kesehatan anak, khususnya
kesehatan mata seperti rabun senja karena kekurangan vitamin A.
2)
Pencegahan agar anak tak terjatuh
Tindakan yang pertama adalah dengan
menghilangkan penyebabnya yaitu :
-
Lantai yang bersih, kering dan rata
-
Barang-barang tidak bertebaran dilantai
-
Pencegahan anak naik suatu tempat tinggi
yang berbahaya
3)
Akibat anak jatuh
Umumnya
anak jatuh mengalami benturan pada bagian kepala atau bagian tubuh lainnya. Akibatnya
dapat berupa gejala ringan ataupun berat yaitu :
-
Gejala ringan, anak memar atau benjol
-
Gejala sedang, terdapat luka berdarah,
nyeri dan gigi goyang
-
Gejala berat, pingsan, muntah, keluar
darah dari hidung/telinga, gigi patah
4)
Tindakan pertolongan sederhana
a) Gejala
ringan
Penanggulangannnya adalah memar atau
benjol dikompres dengan air dingin. Jika ada luka ditangani dengan mengikuti
petunjuk P3K.
b) Gejala
sedang
Jika luka berdarah, setelah telah
ditangani secara P3K, perlu diperhatikan seperti, untuk perdarahan yang banyak,
perlu dibawa segera ke puskesmas atau dokter terdekat. Jika gigi goyang,
dilaporkan kepada orang tua untuk ditangani oleh dokter gigi.
c) Gejala
berat
Perhatikan benar-benar penanganan P3K,
kemudian harus segera dibawa ke puskesmas atau dokter secepatnya. Tindakan P3K
hanya merupaka tindakan awal dan pencegahan kepada keadaan yang lebih
berbahaya.
b.
Keracunan
1)
Penyebab keracunan
a) Makanan
yang beracun karena bahannya mengandung racun atau jasad renik penyebab
keracunan dan makan basi
b) Obat-obatan
c) Cairan
pembersih
d) Bahan
bakar
e) Obat
anti hama atau peptisida dan obat anti serangga insektisida
f) Gigitan
binatang atau serangga berbisa di lingkungan sekolah yang kurang bersih
g) Pupuk
tanaman
2)
Pencegahan keracunan
Lakukan
tindakan pengamanan bahan yang berbahaya dan jaga kebersihan yaitu :
-
Bahan-bahan yang dapat menimbulkan
keracunan disimpan di tempat yang sulit dicapai anak, dalam lemari yang
terkunci.
-
Obat yang diminum dan obat luar
diletakkan terpisah dan diberi tanda yang jelas
-
Bahan pembasmi serangga dan hama, pupuk,
obat-obatan pembersih agar disimpan di tempat tersendiri yang sulit dijangkau
anak dalam keadaan tertutup rapat.
-
Bersihkan seluruh lingkungan dan ruangan
yang ada secara baik dan teratur
-
Anak diberi pengertian mengenai
bahan-bahan maupun serangga yang berbahaya bagi dirinya.
3)
Akibat anak keracunan
Akibat
keracunan terlihat dari beberapa gejala yang mungkin timbul :
a) Gejala
keracunan sedang:
-
Pusing, sakit kepala
-
Mual, muntah, sakit perut, mencret
-
Luka atau tanda bekas gigitan
-
Bengkak, nyeri, perubahan warna kulit
b) Gejala
keracunan berat
-
Kejang-kejang
-
Sesak napas
-
Lemas, pucat, berkeringat
-
Pingsan
-
Mulut berbusa
4)
Tindakan pertolongan awal
a) Bila
anak termakan atau terminum bahan beracun, usahakan agar keluar dari tubuhnya
dengan cara dimuntahkan:
-
Masukkan jari tangan ke tenggorokan anak
-
Minumkan satu gelas air hangatdi campur
garam sabanyak satu sendok makan
b) Setelah
muntah, berikan anak susu cair atau putih telur. Anak yang muntah taupun tidak,
segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat
c) Bahan
makana atau zat beracun yang termakan atau terminum dibawa ke puskesmas atau
kerumah sakit, agar dapat segera ditangani sesuai degan racun yang masuk ke
tubuhnya
d) Gigitan
binatang berbisa ditangani dengan cara: lakukan balut ikat pada bagian atas
dari gigitan.luka gigitan dicuci dengan larutan encersoda kue, dan anak segera
dibawa ke puskesmas atau tumah sakit.
c.
Kemasukkan benda asing
1)
Penyebab
Sifat
anak yang ingin tahu mengenai suatu benda, menyebabkan anak melakukan ini,
umumnya yang dimasukkan adalah :
a) Benda
tumpul
b) Benda
tajam
c) Serangga
2)
Pencegahan
-
Jauhkan benda-benda yang dapat
dimasukkan ke mulut, telinga, dan hidung anak dari jangkauan anak
-
Biasakan anak makan/minum dengan sikap
yang benar yaitu duduk, tidak berbaring
-
Jangan berikan makan/minum ketika anak
sedang menangis
-
Anak dan orang disekeliling anak
diberitahu mengenai bahaya tersebut
3)
Akibatnya
-
Telinga : mengakibatkan luka,
perdarahan, dan gangguan pendengaran
-
Saluran pernapasan : kesulitan bernafas,
sesak dan kebiruan pada bibir
-
Hidung : lubang hidung tersumbat, anak
sulit bernafas
-
Saluran pencernaan : benda yang tajam
dapat menyebabkan luka
4)
Tindakan pertolongan
a) Kemasukan
benda ke saluran pernafasan :
-
Tunggikan anak dengan posisi kepala
lebih rendah dari punggung
-
Tepuk-tepuklah punggung anak agar benda
tersebut keluar
b) Kemasukan
benda pada telinga dan hidung segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit.
c) Menelan
benda tajam: segera di bawa ke puskesmas atau rumah sakit
d) Menelan
benda tidak tajam : bawa langsung ke rumah sakit
e) Kemasukkan
benda ke mata : jika sedikit kotoran yang masuk, dapat dibersihkan dengan
kapas. Jika terkena benda tajam, mata ditutup dengan kasa steril, anak dibawa
kerumah sakit
d.
Terbakar
1)
Penyebab
-
Api
-
Uap panas
-
Benda panas berupa cairan (air, minyak,
gula) dan benda padat ( setrika, rokok, peralatan memasak, lampu dll)
-
Bahan kimia : air aki
-
Sengatan listrik atau petir
2)
Pencegahan
-
Jauhkan benda yang menyebabkan terbakar
atau berbahaya misalnya : menutup lubang kontak listrik atau memasang lubang
pada tempat yang tinggi.
-
Matikan api atau benda listrik segera
bila tidak dipakai atau bila anak berada didekatnya
-
Jauhkan anak dari benda yang menyebabkan
terbakar
-
Anak berada didalam rumah bila hujan
terutama berpetir
-
Berikan pengertian kepada anak dan orang
di sekelilingnya mengenai bahaya yang ada
3)
Akibatnya
a) Luka
bakar ringan, yaitu luka bakar yang tidak luas, tidak mengenai wajah atau
bagian vital anak
b) Luka
bakar berat, yaitu luka bakar yang luas wilayahnya dan mencakup sebagian besar
dari tubuh, luka bakar pada wajah dan bagian vital anak
4)
Tindakan pertolongan
Luka
bakar :
a) Tahap
I
Dinginkan bagian tubuh yang terkena
dengan menyiram dengan iar bersih dingin dan mengalir ( bukan air es ) sampai
berkurang rasa sakitnya
b) Tahap
II
Lepuh tidak boleh dipecahkan, jika pecah
bersihkan dan tutup dengan salep luka bakar. Luka ditutup dengan kain kasa
steril
c) Tahap
III
Luka ditutup dengan kasa steril dan anak
dibawa ke puskesmas atau rumah sakit
Kecelakaan tersengat aliran listrik/petir :
-
Berikan napas buatan
-
Luka bakar dirawat
-
Jika tidak sadar, dibawa kerumah sakit
e.
Terluka, terbentur, dan tertumbuk
1)
Penyebab
Anak
terluka bila tertusuk suatu benda tajam, sedangkan anak terbentur adalah bila
anak ketika sedang bergarak terkena suaru benda besar atau keras. Tertumbuk
adalah bila anak tertimpa suatu benda besar dan keras. Luka adalah terputusnya
jaringan tubuh oleh kekerasan benda tumpul atau tajam, benda panas atau suhu
tinggi.
2)
Pencegahan
-
Letakkan benda yang membahayakan yaitu
yang tajam dan benda lainnya pada tempat yang aman bagi anak
-
Jelaskan pada anak dan orang di
sekelilingnya mengenai bahaya terluka, terbentur, dan tertumbuk
-
Awasi anak ketika sedang bermain atau berada si suatu tempat yang membahayakan
diri anak
3)
Akibatnya
Terluka
oleh benda tajam dapat mengakibatkan luka tusuk, luka potong, dan luka robek
serta luka iris. Juga ada luka gigitan seperti gigitan anjing dan ular.
Terbentur atau tertumbuk dapat mengakibatkan memar, perdarahan di dalam, lemas
atau pingsan
4)
Tindakan pertolongan
a) Luka
iris yang pendek dan dangkal
(1) Dibersihkan
dengan air matang bersih
(2) Diberi
obat merah atau antiseptik
(3) Dirapatkan
atau dibalut atau ditutup dengan plester atau kain kasa yang bersih
b) Luka
iris yang dalam dan panjang, dibersihkan dan ditutup dengan kain kasa steril,
anak dibawa ke pukesmas atau rumah sakit
c) Luka
tusuk dibersihkan, ditutup, dan anak dibawa ke [uskesmas atau rumah sakit untuk
mendapatkan suntik tetanus
d) Luka
digigit anjing, dibersihkan, dicuci dengan alkohol 70% atau yodium tinctur.
Luka ditutup dengan kasa steril. Jika luka cukup parah, anak dibawa ke
puskesmas atau rumah sakit.
e) Luka
digigit ular, ular berbisa meninggalkan luka bekas gigi taring.
f) Bagian
yang digigit tidak boleh digerakkan untuk mencegah bisa ular menyebar ke
seluruh badan. Di ats luka gigitan diikat dengan sehelai kain yang dilonggarkan setiap setengah jam. Sebaiknya racun
ular dihisap keluar.
f.
Terbekap
Anak
seringkali bermain dengan bantal atau benda lain seperti kantong plastik dengan
memasukkan kepala ke dalamnya, sehingga anak tidak dapat bernapas karena mulut
dan hidungnya tertutup.
1) Penyebab
anak terbekap
Bantal, guling, kain, selimut, kantong
plastik
2) Pencegahan
-
Jauhkan benda penyebab dari jangkauan anak
dan cegah anak bermain dengan benda itu
-
Beritahu kepada anak dan orang
sekeliling mengenai behaya terbekap
3) Akibatnya
Anak tidak dapt bernapas, lemas dan
pingsan
4) Tindakan
pertolongan
Segera lepaskan anak dari benda yang
mengakibatkan anak terbekap
g.
Tenggelam
1) Penyebab
anak tenggelam
-
Bak air
-
Kolam ikan, kolam renag, sungai
-
Sumur terbuka, saluran air yang dalam
dan terbuka
2) Mencegah
agar anak tidak tercebur/tenggelam
-
Amankan tempat yang dapat membuat anak
tercebur/tenggelam.
-
Buatlah bak air yang cukup tinggi dan
tidak terjangkau anak
-
Jaga agar anak tidak bermain di dekat
tempat yang membahayakan
-
Jelaskan kepada anak dan orang
disekelilingnya bahaya yang ada
3) Akibat
anak tenggelam
-
Terminum air dalam jumlah yang banyak,
anak menjadi terbatuk, sesak napas dan lemas
-
Anak tidak dapat bernapas hingga
meninggal
Yang terganggu adalah :
·
Paru-paru dan jalan napas
·
Peredaran darah
·
Kesadaran
4) Tindakan
pertolongan
a) Bebaskan
jalan napas yaitu dengan mengeluarkan segal sesuatu yag menyumbat jalan napas,
mulut, dan hidung serta bersihkan. Luruskan jalan napas dengan cara : tekan
dagu keatas belakang, sampai kepala tertengadah sejauh-jauhnya
b) Bila
belum berhasil, lakukan pernapasan buatan dari mulut ke mulut denga cara :
(1) Bersihkan
jalan napas, mulut, dan hidung dengan cara memegang anak pada kedua kaki dengan kepala ke bawaj
kemudian keluarkan kotoran sisa makanan dari mulut atau dengan cara memukul
pelan-pelan punggung anak antara tulang belikat
(2) Telentangkan
penderita
(3) Tekan
kepala ke belakang, tarik dagu anak setinggi-tingginya
(4) Penolong
menarik napas dalam-dalam, letakkan mulut penolong secara terbuka pada mulut
dan hidung anak
(5) Tiupkan
perlahan-lahan udara dari mulut penolong ke dalam mulut dan hidung anak,
sehingga dadanya membesar
(6) Sewaktu
dilakukan pernapaan buatan, kepala anak diletakkan lebih rendah dan
dimiringkan. Perut korban ditekan sehingga air keluar dari mulit korban
(7) Korban
diselimuti supaya hangat. Apabila belum berhasil membuat anak bernapas dan
sadar, bawa anak ke puskesmas atau rumah sakit
D.
Pengelolaan lingkungan outdoor di TPA
dan Kelompok Bermain
Ada
dua alasan penting bermain outdoor diperuntukkan untuk anak-anak usia dini.
Pertama, banyak kemampuan anak yang harus dikembangkan dan didapatkan oleh
anak. Kedua, kebiasaan orang tua yang menjauhkan area bermain dari anak-anak
karena berbagai faktor dan lebih memilih memberikan anak-anak tontonan atau
bermain komputer selain itu faktor lingkungan yang tidak aman membuat orang tua
menjauhkan anak mereka untuk bermain di luar.
Bermain
outdoor membuat anak dapat menikmati kesenangan dan sangat membantu pertumbuhan
dan perkembangannya. Berbagai macam area yang ada di lingkungan bermain outdoor
yang dikelilingi alam yang natural sehingga anak-anak dapat mengobservasi
benda-benda yang ada disekitarnya.
Hal
yang paling penting dari penataan lingkungan outdoor adalah anak mendapatkan
pengalaman yang unik. Misalnya science yang datang dengan sendirinya secara
natural, yaitu berseksplorasi dan mengobservasi dengan tangannya sendiri. Anak
dapat melihat tentang perubahan warna, memegang kulit kayu sebatang pohon,
mendengar suara jangkrik atau mencium udara setelah hujan turun, anak-anak menggunakan
semua perasaan mereka untuk belajar tentang dunianya. Memperhatikan pentingnya
tata lingkungan outdoor untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak maka
anda harus memberikan perhatian serius dalam merancang dan menggunakan tempat
bermain outdoor.
Prinsip
penataan area bermain outdoor pada anak usia dini adalah :
1.
Memenuhi
aturan keamanan
2.
Harus
sesuai dengan karakteristik alamiah anak
3.
Harus
didasarkan pada kebutuhan anak dan
4.
Secara
estetis harus menyenangkan
E.
Aplikasi
kegiatan outdoor di TPA dan Kelompok Bermain
Spesifikasi
alat permainan untuk arena bermain outdoor harus cukup flexible untuk memenuhi
kebutuhan dan prasyarat minimal serta memasukkan faktor lokasi, ukuran pagar,
tanah lapang, permukaan dan naungan. Dalam merancang tempat bermain outdoor
cara yang baik untuk memulai adalah mempertimbangkan beberapa variasi
pengalaman yang akan anda berikan kepada anak didik. Beberapa pertimbangan yang
dapat menjadi masukan ke dalam area aktivitas anak adalah variasi alat-alat
permainan, aktivitas menggali dan menimbun, membersihkan permainan yang
membutuhkan keheningan, bermain dengan binatang, berkebun, menjadi tukang kayu.
Kunci
sukses dalam menggunakan area outdoor adalah amar, jauh dari kebisingan lalu
lintas. Anak dapat dengan leluasa mengekspresikan idenya dengan aktivitas yang
dilakukannya. Salah satu faktor keselamatan dan keamanan adalah penyesuaian
perlengkapan dan perlatan berkenaan dengan ukuran fisik anak. Kecelakaan sering
terjadi apabila perlengkapan dan peralatan tidak cocok dengan kemampuan dan
ukuran fisik anak. Alasan mengapa anak-anak merasa tidak nyaman terhadap
perlengkapan di area bermain adalah :
1.
Kecenderungan
berfokus hanya pada satu aspek situasi;
2.
Kesulitan
menilai ukuran;
3.
Anak
kurang perhatian terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.
Untuk
mencapai tujuan dari area bermain outdoor, pada kegiatan program dapat
menambahkan atau menyertakan staf pengajar dan peneliti untuk mendukung hal
tersebut dengan melakukan penelitian di area tersebut.
F.
Dasar
pengelolaan lingkungan belajar Indoor di lembaga Paud
Lingkungan
sebagai unsur yang menyediakan sejumlah rangsangan perlu mendapat perhatian dan
perlu diciptakan sedemikian rupa, agar menyediakan objek-objek sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan anak. Dalam merencanakan program yang sesuai
perkembangan anak, orang dewasa atau pendidik hendaknya melakukan beberapa hal
berikut ini :
o Menyediakan
kegiatan berikut peralatan yang bervariasi dan kaya yang dapat dipilih sendiri
oleh anak.
o Menawarkan
kepada anak-anak untuk memilih apakah mereka ingin berpartisipasi dalam
kelompok kecil atau melakukan kegiatan sendiri (individu)
o Membantu dan
memandu anak-anak yang tidak atau belum mampu memanfaatkan kemudahan dan
kesenangan kegiatan pilihan sendiri dalam sesi kegiatan pilihan anak.
o Memberikan
kesempatan kepada anak untuk berinisiatif dan melakukan praktik langsung
mengenai kegiatan yang dipilihnya sendiri.
Pendidik
perlu menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang mendukung dan
memudahkan sensori anak untuk bersentuhan dengan lingkungan belajar sehingga
setiap aspek perkembangan anak dapat berkembang sebaik-baiknya. Hal ini
dilakukan untuk mengoptimalkan perkembagan anak usia dini, khususnya anak usia
tiga sampai dengan empat tahun.
Faktor
lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar untuk membedakan kualitas
program di lembaga PAUD. Oleh karenanya guru harus lebih berhati-hati dalam
merencanakan dan mengorganisir ruang kelas dan peralatannya. Perencanaan dan
pengorganisiran ruang kelas secara baik dan berhati-hati akan memberikan banyak
keuntungan, diantaranya :
1. Membuat
pekerjaan guru menjadi mudah,
2. Hari-hari anak
menjadi lebih menyenangkan,
3. Anak dapat
menyelesaikan tugas secara lebih produktif dan tertantang,
4. Anak-anak akan
terus berkeliling dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya tanpa merasa bosan,
5. Atmosfer
kegiatan pembelajaran lebih dapat terantisipasi, cemerlang, inspiratif,
menakjubkan, menantang dan memesona.
Ruangan
yang perlu disiapkan, antara lain ruangan untuk bayi dan ruangan untuk
anak-anak kecil lengkap dengan peralatannya. Ruangan ini disiapkan dengan
mengacu pada panduan National Association Education for the Young Children
(NAEYC) dalam bukunya Developmentally Appropriate Practice (DAP).
G.
Teknik
penataan ruangan dan perlengkapan belajar di lembaga Paud
Pada
saat ini pendekatan model sentra menjadi trend dalam menyelenggarakan PAUD,
berikut akan dibahas alasan penggunaan sentra dalam PAUD, yang meliputi :
1.
Nilai
bermain
Seperti
telah kita ketahui bahwa semboyan kegiatan pengembangan pada anak usia dini
adalah ”bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain”. Bermain adalah
pekerjaan anak-anak dan anak-anak selalu ingin bermain. Dalam bermain anak-anak
mengembangkan sesuatu yang berbeda dan membedakan pendekatan yang terbaik.
Dalam bermain anak-anak menggunakan bahasa untuk melancarkan kegiatan,
menjelajah dan menyaring bahasa mereka ketika mereka bicara dan mendengarkan
anak-anak lainnya.
2.
Pusat
Minat atau Pusat kegiatan (Sentra)
Salah
satu pendekatan yang membantu kreativitas dalam penggunaan perlatan adalah dengan
menyediakan salah satu bagian dari kegiatan, minat dan lingkungan dengan
mengidentifikasi kegiatan dan peralatan untuk setiap kelompok anak di kelas.
Dalam
ruang kelas untuk anak usia dini, lingkungan didesain untuk pengembangan total
secara alamiah bagi anak-anak. Kegiatan kelas menyediakan kesempatan pada
anak-anak untuk berpartisipasi secara individual dalam tim dan kelompok kecil.
3.
Sentra
adalah pembelajaran terpadu
Sentra
adalah pembelajaran terpadu yang terbaik. Sentra dapat membantu anak-anak mengembangkan
seluruh kemampuannya secara bersamaan. Dalam satu kegiatan belajar, anak-anak
dapat mengembangkan aspek bahasa, kognitif fisik motorik, sosialemosionalnya
dalam satu kesempatan.
Penataan
ruangan di lembaga PAUD yang dibahas dalam kegiatan belajar ini, ditujukan
untuk pendidik (guru dan pengasuh) yang menginginkan kelasnya menjadi tempat
yang menarik atau memadai sebagai tempat bermain dan belajar. Selain itu,
dengan membaca kegiatan belajar ini, diharapkan para pendidik untuk lembaga
PAUD tertarik mencoba menyusun ruangan sentra yang sesuai dengan kebutuhan,
minat dan kondisi lingkungan di lembaga PAUD di manapun berada dan memberi
kesempatan kepada pendidik untuk menata dan mendesain ruangan kelasnya dengan
cara yang kreatif sehingga proses pengembangan kemampuan anak dapat lebih
optimal.
Sumber
:
Santoso,Soegeng.2009.Kesehatan & Gizi.Jakarta:Rineka
Cipta